Rabu, 07 Oktober 2009

TENTANG DUA TINGKAT REVOLUSI TIONGKOK

Oleh: Wang Huei-te

1. Dua Tingkat Revolusi Tiongkok

Gerakan revolusioner yang di pimpin oleh Partai Komunis Tiongkok adalah suatu gerakan revolusioner yang terdiri dari dua tingkat, yaitu revolusi demokrasi dan revolusi sosialis. Gerakan revolusioner yang dipimpin oleh Partai Komunis Tiongkok ini, dimulai dalam masyarakat yang setengah colonial dan setengah feudal, dan tujuan akhir dari revolusi ini adalah mendirikan masyarakat sosialis dan masyarakat komunis di Tiongkok.

Diatas dasar masyarakat yang setengah colonial dan setengah feudal ini tidak mungkin dapat mendirikan masyarakat sosialis dengan sekaligus. Oleh karena itu, Revolusi Tiongkok telah ditentukan harus mempunyai dua tingkat yaitu tingkat revolusi demokrasi dan tingkat revolusi sosialis, kawan Mao Tse Tung, didalam “Tentang Demokrasi Baru”, pernah mengemukakan:

“Sangat jelas sekali, bahwa karena watak masyarakat Tiongkok dewasa ini adalah colonial, setengah colonial, dan setengah feudal, maka revolusi Tiongkok telah ditentukan harus dibagi menjadi menjadi dua langkah. Langkah pertama merupakan corak masyarakat yang colonial, setengah colonial dan setengah feudal itu agar menjadi suatu masyarakat demokrasi yang merdeka. Langkah kedua mendorong revolusi itu maju kedepan, mendirikan masyarakat sosialis”.

Revolusi Tiongkok tingkat pertama -- revolusi demokrasi -- dan tingkat kedua -- revolusi sosialis – adalah dua proses perkembangan revolusi yang berlainan sifatnya. Jikalau mencampur-adukkan dua macam proses revolusi yang berlainan sifatnya itu, misalnya menganggap proses revolusi demokrasi baru itu adalah juga proses revolusi sosialis atau menganggap proses revolusi demokrasi baru itu sudah termasuk juga tingkat revolusi sosialis, atau menganggap cukup melalui tingkat revolusi demokrasi baru tanpa melalui tingkat revolusi sosialis sudah dapat mencapai tujuan mendirikan masyarakat sosialis dan dengan demikian dapatlah “diselesaikan dengan sekaligus”, dan sebagainya, semua pendapat itu adalah tidak benar. Kawan Mao Tse Tung di dalam “Revolusi Tingkok dan Partai Komunis Tiongkok”, telah menunjukkan:


“Watak revolusi Tiongkok dalam tingkat sekarang ini, bukanlah Proletar sosialis tetapi borjuis demokratis”.

Akan tetapi dua proses revolusi tersebut diatas tadi juga bersambungan erat satu sama lain. Revolusi demokrasi sebagai tingkat pertama itu, sesudahnya selesai mesti menuju ke revolusi sosialis sebagai tingkat ke dua. Kawan Mao Tse Tung di dalam “Tentang Demokrasi Baru”, pernah mengatakan:


“Antara dua tingkat revolusi itu, yang pertama adalah menjadi syarat persiapan bagi yang kedua dan dua tingkatan itu mesti bertalian erat, tidak boleh diantaranya terselip suatu tingkat pemerintahan diktatur borjuasi. Ini adalah benar, ini adalah teori perkembangan revolusi marxis”.

Kawan Mao mengemukakan ini karena pada waktu itu ada orang yang ngotot beranggapan bahwa diantara revolusi demokratis dan revolusi sosialis itu terdapat suatu jarak waktu dimana berlaku pemerintahan diktatur borjuasi, untuk mengembangkan kapitalisme dan segera setelah setelah pertentangan kapitalisme itu sendiri sudah menjadi runcing barulah mungkin dimulainya revolusi sosialis. Sudah tentu ini adalah semacam pendapat yang tidak masuk akal. Harus diketahui bahwa tingkat revolusi demokrasi baru dan tingkat revolusi sosialis didalam revolusi Tiongkok itu bertalian erat satu sama lain, bahwa berakhirnya revolusi demokrasi demokrasi baru adalah mulainya revolusi sosialis; dengan perkataan lain berakhirnya Revolusi Tiongkok tingkat pertama adalah mulainya revolusi Tiongkok tingkat kedua, diantara kedua tingkat itu tidak ada terselip suatu tingkat lain. Kawan Mao Tse Tung didalam “Tentang Demokrasi Baru” telah menyatakan secara tepat dan tegas bahwa:

“langkah pertama atau tingkat pertama revolusi ini sekali-kali bukan dan juga tidak mungkin mendirikan masyarakat kapitalis dari pada pemerintahan diktatur borjuasi Tiongkok, akan tetapi tingkat pertama ini diakhiri dengan mendirikan masyarakat demokrasi baru daripada pemerintah diktatur koalisi klas-klas revolusioner Tiongkok dibawah pimpinan klas Proletar Tingkok dan selanjutnya diperkembangkan lagi maju ketingkat kedua, mendirikan masyarakat sosialis Tiongkok”.

Mengenai perbedaan dan hubungan antara dua tingkat revolusi Tiongkok itu adalah suatu masalah yang terpenting dalam teori revolusi Tiongkok. Oleh karena itu kawan Mao Tse Tung didalam “Revolusi Tiongkok dan Partai Komunis Tiongkok” pernah menekankan bahwa:

“hanya dengan mengetahui secara jelas perbedaan antara revolusi demokrasi dan revolusi sosialis, sementara itu juga mengetahui secara jelas pertalian antara dua revolusi itu, barulah dapat memimpin Revolusi Tiongkok dengan tepat dan benar”.

Perhubungan dan perubahan dua tingkat Revolusi Tiongkok itu ditentukan oleh syarat-syarat sejarah yang ada di Tiongkok. Sesudah gerakan 4 Mei, maka revolusi demokrasi Tiongkok itu ditentukan oleh syarat-syarat sejarah yang ada di Tiongkok. Sesudah gerakan 4 Mei maka revolusi demokrasi Tiongkok bukan lagi revolusi demokrasi borjuis type lama pada umumnya, akan tetapi adalah revolusi borjuis demokratis type baru dan istimewa, yaitu revolusi revolusi demokrasi baru. Revolusi ini telah menjadi bagian dari revolusi dunia proletar sosialis, revolusi ini dipimpin oleh klas buruh yang dilahirkan dan dibajakan oleh masyarakat setengah colonial dan setengah feudal. Oleh karena itu revolusi itu sendiri sudah dapat menciptakan dan mengembangkan syarat-syarat bagi masyarakat sosialis, ini berarti bahwa revolusi ini tidak saja secara objektif telah membuka jalan bagi perkembangan kapitalisme, tetapi juga membuka jalan yang luas bagi perkembangan sosialisme. Oleh sebab itulah revolusi ini sudah tentu merupakan tingkat persiapan bagi revolusi sosialis yang bertujuan untuk membangun masyarakat sosialis. Kawan Mao Tse Tung di dalam “Revolusi Tiongkok dan Partai Komunis Tiongkok”, pernah mengatakan: “revolusi demokrasi adalah persiapan yang mutlak bagi revolusi sosialis dan revolusi sosialis adalah arah yang sewajarnya bagi revolusi demokrasi”. Juga di dalam”Berjuang untuk menarik jutaan massa masuk kedalam front persatuan nasional anti-Jepang”, ia telah mengemukakan: “Kita adalah penganut teori tentang perubahan revolusi, berpendirian bahwa revolusi demokrasi itu harus berubah menuju kearah sosialisme”. Demikianlah kita dapat mengetahui secara tepat dan jelas ketentuan hubungan antara dua tingkat revolusi tiongkok itu.

2. Tugas Revolusi Tiongkok Tingkat Pertama Sudah selesai

Tugas Revolusi Tiongkok tingkat pertama ialah klas buruh memimpin massa Rakyat-banyak untuk menggulingkan kekuasaan imperialisme, feodalisme, dan kapitalisme birokrasi merubah masyarakat setengah colonial dan setengah feudal ini menjadi masyarakat demokrasi baru. Tugas ini telah selesai dengan kemenangan. Berdirinya Republik Rakyat Tiongkok adalah suatu pernyataan bahwa Revolusi Tiongkok tingkat pertama pada pokoknya sudah berakhir dan Revolusi Tiongkok tingkat kedua telah dimulai. Memandang berdirinya Republik Rakyat Tiongkok sebagai tanda berakhirnya pada pokoknya revolusi demokrasi baru dan permulaannya tingkat revolusi sosialis, adalah karena pokok masalah revolusi adalah masalah kekuasaan politik. Pemerintahan reaksioner kuomintang adalah pernyataan dari pemusatan kekuasaan imperialisme, feodalisme dan kapitalis birokrasi atas Rakyat Tiongkok, maka itu dengan hancurnya pemerintahan reaksioner Kuomintang dan berdirinya pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok berarti selesailah masalah pokok dalam tingkat Revolusi demokrasi baru itu.

Akan tetapi dengan mengatakan bahwa berdirinya Republik Rakyat Tiongkok adalah tanda akan mulainya Revolusi Tiongkok tingkat kedua itu tidak berarti bahwa sejak hari pertama berdirinya Republik Rakyat Tiongkok sudah dapat melaksanakan tugas yang maha besar untuk mengadakan perubahan-perubahan sosialis dalam segala lapangan diseluruh negeri. Dalam beberapa tahun pertama dari tingkat kedua Revolusi Tiongkok itu masih akan terdapat keadaan-keadaan yang ruwet dan pelik. Disatu pihak didalam desa-desa dilakukan perubahan agraria yang demokratis sedang pertentangan pokok yang ada di desa itu pada waktu ini adalah pertentangan antara feodalisme dengan demokrasi belum pertentangan antara kapitalisme dengan sosialisme. Akan tetapi dipihak lain di kota-kota telah dimulai tindakan-tindakan untuk mengoper perusahaan-perusahaan kapitalis birokrasi untuk dijadikan perusahaan-perusahaan sosialis, sementara itu di seluruh negeri juga mulai didirikan perusahaan-perusahaan dagang negara dan perusahaan-perusahaan dagang koperasi, didirikan bank-bank negara yang sosialis dan juga mulai dilakukan tindakan-tindakan kapitalis Negara (Statt Capitalism) terhadap perusahaan-perusahaan kapitalis perseorangan. Dengan melalui perkembangan yang berbelit-belit dalam beberapa tahun ini dan dengan berhasilnya pekerjaan pendemokrasian, barulah kita boleh tahap demi tahap melakukan pekerjaan perubahan sosialis secara sistematis dalam segala lapangan di seluruh negeri.

Mengenai perjuangan Rakyat Tiongkok melawan Imperialisme, dapat kita katakan bahwa perjuangan anti imperialisme itu adalah tugas jangka panjang daripada revolusi Tiongkok. Selesainya tugas tingkat pertama Revolusi Tiongkok belum berarti bahwa perjuangan anti imperialisme sudah berakhir. Dalam Revolusi Tiongkok tingkat pertama, isi pokok daripada tugas melawan imperialisme itu adalah menumbangkan kekuasaan imperialis atas rakyat Tiongkok. Disaat revolusi demokrasi baru sudah mendapatkan kemenangan dan Republik Rakyat Tiongkok sudah didirikan maka selesailah tugas tersebut itu. Sebab kekuasaan imperialis atas Rakyat Tiongkok sudah dihancurkan. Akan tetapi kubu imperialis agresif yang dikepalai oleh imperialis AS belum melepaskam maksudnya untuk melakukan agresi terhadap negara kita agar Negara kita dijajah kembali oleh mereka, mereka masih terus-menerus melakukan aktivitiet-aktivitiet yang membahayakan kemerdekaan dan keselamatan negara kita. Oleh karena itu pada ketika Revolusi Tiongkok telah memasuki tingkat kedua, perjuangan anti Imperialisme masih akan tetap berjalan terus. Dalam tingkat ini, isi pokok daripada tugas melawan imperialisme adalah melawan segala aktivitiet sabot dan agresi yang dilakukan oleh kaum imperialis terhadap negara kita, melindungi kemerdekaan dan keselamata negara kita, serta membela perdamaian dunia. Selama pengepungan dari dunia imperialis masih ada, perjuangan anti imperialis akan tetap berjalan terus.

Sejak Republik Rakyat Tiongkok berdiri, maka revolusi Tiongkok telah memasuki tingkat kedua. Tugas Revolusi Tiongkok tingkat kedua ini adalah mendirikan masyarakat sosialis di Tiongkok, membangun Tiongkok agar menjadi negara sosialis yang besar. Tugas ini tidak akan dilaksanakan dengan melalui penggulingan pemerintah yang ada sekarang ini dan mendirikan pemerintahan baru, akan tetapi melalui pimpinan yang langsung dari atas ke bawah dari pemerintahan diktatur Rakyat yang kini telah didirikan dibawah pimpinan klas Buruh dan Partai Komunis Tiongkok serta dengan dukungan yang langsung dari bawah keatas dari massa Rakyat banyak, terutama kaum Buruh dan kaum Tani yang merupakan sendinya dalam masyarakat itu, dengan setapak demi tapak mengembangkan factor-faktor sosialis dan merombak factor-faktor yang bukan sosialis. Tugas Revolusi Tiongkok tingkat kedua ini dapat dilaksanakan dengan mengambil bentuk seperti tersebut diatas, karena kekuasaan negara yang didirikan pada ketika berakhirnya Revolusi Tiongkok tingkat pertama itu merupakan kekuasaan negara diktatur Demokrasi Rakyat; kekuasaan negara ini dipimpin oleh klas Buruh dan Partai Komunis Tiongkok, kekuasaan Negara semacam ini memang dapat dipergunakan sebagai alat guna membangun masyarakat sosialis di Tiongkok.

Tugas pokok bagi pemerintah ini memang adalah memimpin rakyat pekerja seluruh negeri untuk menunaikan tugas Revolusi Demokrasi Baru, segera melaksanakan dengan selangkah demi selangkah pembangunan masyarakat sosialis yang membasmi penghisapan dan menghapuskan klas-klas di Tiongkok. Oleh karena itu cara melaksanakan tugas Revolusi Tiongkok tingkat kedua ini bekanlah dengan menggulingkan pemerintahan yang ada ini dan mendirikan pemerintahan yang baru, akan tetapi dengan berdasarkan pemerintahan Diktatur Demokrasi Rakyat yang ada sekarang ini serta dukungan massa terbanyak melaksanakan setapak demi setapak pekerjaan industrialisasi negara secara sosialis dan menjalankan perubahan-perubahan secara sosialis terhadap perusahaan-perusahaan kapitalis dalam lapangan pertanian, kerajinan tangan, perdagangan dan perindustrian.

3. Dari Masyarakat Demokrasi Baru Beralih Ke Masyarakat Sosialis

Masyarakat yang diciptakan oleh hasil kemengan revolusi demokrasi baru adalah masyarakat demokrasi baru. Perbedaan antara revolusi demokrasi baru dengan revolusi demokrasi lama adalah justru karena didalam hasil kemengan revolusi demokrasi baru dilapangan social, ekonomi, dan politik telah tumbuh dan berkembang factor-faktor sosialis secara kuat sekali. Apakah factor-faktor sosialis itu ? Perekonomian perusahaan negara yang sosialis dan peranannya dalam memimpin seluruh ekonomi nasional; perekonomian koperasi yang sosialis dan semi sosialis; sebagian dari perekonomian kapitalis negara yang mempunyai beberapa sifat sosialis’ semua ini adalah factor-faktor sosialis dilapangan ekonomi di dalam masyarakat demokrasi baru. Peranan klas Buruh sebagai pemimpin dalam seluruh revolusi dan kekuasaan negara Diktatur Demokrasi Rakyat yang dipimpin oleh klas buruh, semua ini adalah factor-faktor sosialis dilapangan politik di dalam masyarakat demokrasi baru. Didalam “Revolusi Tiongkok dan Partai Komunis Tiongkok”. Mao Tse Tung telah menerangkan kepada kita:

“Seluruh hasil Revolusi Tiongkok adalah: disatu pihak ada factor-faktor kapitalis berkembang dan di fihak lain ada juga factor-faktor sosialis berkembang. Apakah factor-faktor sosialis itu ? yaitu kedudukan klas buruh dan Partai Komunis Tiongkok dalam perimbangan kekuatan politik diseluruh negeri makin bertambah besar yaitu Rakyat tani, intelegensia dan borjuasi kecil kota sudah dan atau mungkin akan mengakui hegemoni klas Proletar dan Partai Komunis Tiongkok; yaitu perekonomian perusahaan Negara daripada republic demokrasi dan perekonomian koperasi Rakyat Pekerja; semua ini adalah factor-faktor sosialis”.

Demikianlah masyarakat demokrasi baru yang didirikan setelah tugas revolusi Tiongkok tingakat pertama selesai, ialah suatu masyarakat dimana terdapat factor-faktor kapitalis dan juga factor-faktor sosialis memegang peranan sebagai pemimpin dalam segala lapangan baik politik maupun ekonomi.


Masyarakat demikian ini tidak dapat tidak merupakan suatu masyarakat yang bersifat peralihan, yaitu suatu masyarakat peralihan yang setapak demi setapak beralih kemasyarakat sosialis. Lenin dalam karangannya tentang “Komunisme sayap kiri penyakit kekanak-kanakan” dan merupakan watak borjuis kecil, mengemukakan:

“Apakah artinya perkataan ‘peralihan' ? tidaklah ia berarti dilapangan ekonomi, bahwa dalam susunan tertentu itu terdapat elemen-elemen, bagian-bagian, kepingan-kepingan baik dari kapitalisme maupun dari sosialisme ? setiap orang akan mengakui bahwa demikianlah hal-nya”.

Didalam masyarakat demikian ini, dimana ada factor-faktor sosialis, dan ada juga factor-faktor kapitalis, maka dengan sendirinya factor-faktor kapitalis dan sosialis itu akan saling bertengkar satu sama lain. Arah tujuan factor perkembangan kapitalis itu ialah hendak merombak seluruh ekonomi nasional supaya bercorak kapitalis, sedang arah tujuan yang ditempuh oleh factor-faktor sosialis adalah merombak seluruh ekonomi nasional supaya bercorak sosialis. Diantara dua arah tujuan perkembangan ini didalam segala lapangan perekonomian nasional tentu terjadi perjuangan yang hebat dan seru. Perjuangan inilah yang menyebabkan masyarakat demokrasi baru itu sendiri terus berkembang dan berubah.

Dibawah syarat-syarat demokrasi baru, kemanakah arah sewajarnya dari perkembangan dan perubahan itu ? Arah sewajarnya itu adalah: factor-faktor sosialis dengan tidak ada henti-hentinya makin bertambah besar dan luas, sedang factor-faktor kapitalis terus-menerus makin terbatas dan mengalami perombakan. Arah sewajarnya ini di sebabkan oleh keunggulan dan peranan pimpinan daripada factor-faktor sosialis serta bantuan-bantuan yang besar dan kuat dari seluruh kubu sosialis yang dipimpin oleh Uni Soviet. Pada akhirnya arah perkembangan ini membikin factor sosialis menjadi satu-satunya factor yang berkuasa didalam social-ekonomi dan membikin masyarakat demokrasi baru itu berubah seluruhnya menjadi menjadi masyarakat sosialis.

Maka itu masyarakat demokrasi baru adalah masyarkat peralihan yang selangkah demi selangkah beralih kemasyarakat sosialis.

Maka itu sepanjang masa sejarah sejak berdirinya masyarakat demokrasi baru sehingga berubahnya sama sekali menjadi masyarakat sosialis merupakan zaman peralihan, suatu zaman peralihan dimana masyarakat demokrasi baru dengan setapak demi setapak beralih kemasyarakat sosialis. Dipandang dari sudut social ekonomi, masa sejarah ini merupakan suatu zaman dalammana dilaksanakan transformasi-trasformasi sosialis terhadap seluruh ekonomi nasional, zaman dalam mana di adakan perombakan terhadap perekonomian kapitalis dan perekonomian produksi kecil-kecilan yang ada sekarang ini, agar menjadi perekonomian sosialis; dan memperluas perekonomian sosialis yang sudah ada sekarang agar menjadi satu-satunya dasar social ekonomi negara kita.


4. Inti Sari Garis Umum Partai Dalam Zaman Peralihan

Tugas Revolusi Tiongkok tingkat kedua atau dengan perkataan lain arah tujuan zaman peralihan ini ialah mendirikan masyarakat sosialis di Tiongkok, membangun Tiongkok agar menjadi suatu negara sosialis yang besar dan jaya. Untuk mencapai tujuan ini harus dilaksanakan industrialisasi negara secara sosialis dan diadakan trasformasi sosialis terhadap pertanian, kerajinan tangan, dan perdagangan perindustrian kapitalis. Tentang garis umum Partai dalam zaman peralihan ini, kawan Mao Tse Tung telah memberi petunjuk yang tepat dan tegas yaitu:

“Sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok sehingga terlaksananya pada pokoknya transformasi-trasformasi sosialis adalah suatu zaman peralihan. Garis umum dan tujuan umum Partai dalam zaman peralihan ini ialah: dalam suatu jangka waktu yang agak panjang, setapak demi setapak mewujudkan industrialisasi negara secara sosialis dan juga dengan setahap demi tahap mewujudkan trasformasi-trasformasi sosialis terhadap pertanian, kerajinan tangan, dan perdagangan perindustrian kapitalis. Garis umum ini merupakan mercu suar yang selalu menyinari segala pekerjaan kita. Segala pekerjaan jika terpisah daripadanya akan menjerumuskan kita kedalam kesalahan-kesalahan yang cenderung ke kanan atau cenderung ke kiri”.

Kita mengetahui bahwa dasar materiil masyarakat sosialis adalah produksi besar-besaran dan serba modern, maka itu untuk mendirikan suatu masyarakat sosialis harus dirombak dasar tehnik materiil daripada ekonomi nasional negeri kita ini, agar dilapangan tehnik materiil ini timbul suatu revolusi, dan dengan demikian, supaya keadaan produksi dalam social ekonomi negeri kita yang kini sebagian terbesar masih mempergunakan alat-alat kerja dan alat-alat pertanian yang sederhana dan terbelakang itu dapat dirombak menjadi suatu produksi dalam mana dipergunakan segala macam mesin, sampai pada mesin-mesin yang terbaru dan termaju supaya negeri kita yang kini masih merupakan negara pertanian yang terbelakang ini berubah menjadi negara industri yang maju. Ini berarti bahwa dinegara kita harus dilaksanakan setahap demi setahap industrialisasi sosialis. Hanya dengan terlaksananya tugas inilah kita dapat memproduksi barang-barang perindustrian dan pertanian secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan hidup Rakyat yang makin hari makin besar itu, memperbaiki tingkat hidup Rakyat, memperkuat pertahanan negara, melakukan perlawanan terhadap agressi imperialis dan yang paling akhir memperkokoh kekuasaan Rakyat dan mencegah bangun-kembalinya kekuasaan kontra-revolusioner.

Untuk meletakkan dasar tehnik materiil produksi besar-besaran dan modern bagi negeri kita dalam membangun masyarakat sosialis, menurut hukum bahwa hubungan produksi harus sesuai dengan tenaga produktif, maka dalam hubungan produksi negeri kita harus ada suatu perubahan, yaitu harus diperluas system hak milik sosialis atau system hak milik Rakyat (hak milik negara) dan system hak milik kolektif dari anggota-anggota koperasi atas alat-alat produksi yang kini sudah ada itu dan dirombak sistemhak milik perseorangan dari kaum tani dan kaum pengusaha kerajinan tangan juga, berdasarkan kerja sendiri itu menjadi system hak milik kolektif dari anggota-anggota koperasi; harus dirombak system hak milik perseorangan kapitalis yang berdasarkan penghisapan atas kerja-lebih kaum buruh itu menjadi system hak-milik Rakyat.

Industrialisasi negeri kita merupakan industrialisasi sosialis, karena dalam pelaksanaan dan perkembangannya, industrialisasi ini bertujuan supaya dalam ekonomi nasional ada perubahan sosialis yang sesuai, supaya system hak-milik sosialis atau hak milik Rakyat dan system hak-milik kolektif atas alat-alat produksi itu dapat menjadi satu-satunya dasar social ekonomi negeri kita, kawan Stalin dalam “Masalah ekonomi sosialisme di USSR” mengemukakan:

“Tugas badan pimpinan ialah: dapat melihat tepat pada waktunya pertentangan yang makin lama makin besar dan dapat pula mengambil tindakan yang tepat pada waktunya juga, agar hubungan produksi dapat sesuai dengan perkembangan tenaga-produktif yang makin bertambah besar itu, untuk mengatasi pertentangan tersebut”.

Di negara kita dalam zaman peralihan ini, system hak milik perseorangan atas alat-alat produksi makin
hari makin menunjukkan bahwa ia tidak dapat memenuhi kebutuhan kemajuan industrialisasi di negara kita serta perkembangan tenaga-produktif yang sangat pesat itu. Oleh karena itu harus diperluas system hak milik sosialis atas alat-alat produksi dengan selangkah demi selangkah, harus dirombak setahap demi setahap system hak-milik perseorangan atas alat-alat produksi menjadi system hak milik sosialis sehingga system hak-milik sosialis atas alat-alat produksi itu menjadi satu-satunya dasar social-ekonomi negara kita. Hanya dengan demikian perkembangan tenaga produktif masyarakat yang pesat itu dapat menguntungkan negara kita untuk mencapai sukses dalam pekerjaan industrialisasi sosialis. Pokok persoalan yang akan diselesaikan dalam garis umum Partai pada zaman perlaihan ini adalah justru masalah ini.

Maka itu intisari Garis Umum Partai dalam masa peralihan ini ialah supaya system hak-milik sosialis atas alat produksi itu menajdi satu-satunya dasar social-ekonomi negara kita.



########################



Cukuplah sudah MINIMUM PROGRAM-nya Persatuan Perjuangan, yang kalau dirasa perlu bisa ditambah disana sini, dengan tiada mengurangi semangatnya yang revolusioner.

Setelah kemerdekaan 100% tercapai, maka akan berlakulah MAXIMUM PROGRAM, yang maksudnya menuju kepada Indonesia berdasarkan SOCIALISME ....................bersandarkan kekuatan diri dan mengingat keadaan disekitar Indonesia.

Pertama sekali amat tidak bijaksana mengumumkan MAXIMUM PROGRAM pada musim revolusi-nasional demokratis ini........... (Thesis - Juni 1946)

Selengkapnya...